MIMO digunakan dalam teknologi komunikasi wireless karena mempunyai
kemampuan signifikan dalam meningkatkan data troughput tanpa adanya tambahan bandwith maupun transmit power
(daya pemancar). Berikut adalah ilustrasi jenis skema input-output
antena pada komunikasi wireless:
Gambar 2.2. Skema Input Output Antena
Teknologi MIMO menarik perhatian riset internasional karena secara
signifikan mampu meningkatkan troughput
data dan range (jangkauan) komunikasi
tanpa bandwidht frekuensi dan daya pancar tambahan. Peningkatan itu dicapai
dengan efisiensi spektral yang lebih tinggi (bits/detik/Hz) dan reliabilitas
link dengan diversitas. Kenaikan diversitas tersebut mengurangi efek fading kanal.
Dengan menggunakan sistem MIMO, maka tidak hanya data yang dikirim dapat
lebih banyak dan cepat bahkan jarak juga dapat diperluas. Karena sinyal yang
membawa data dengan MIMO tidak akan saling meniadakan, sebaliknya sinyal
pantulan akan menguatkan sinyal utama. Dengan MIMO, kelemahan ini dijadikan
alat untuk menduplikasikan bandwidth. Oleh sebab itu, bila Anda menggunakan
jaringan nirkabel dengan standar 802.11g dengan kecepatan efektif 54 Mbps, maka
dengan adanya tambahan router MIMO, kecepatannya dapat mencapai 108 Mbps.
Mengirim maupun menerima sinyal dengan lebih dari satu antena saja bukanlah satu-satunya sistem yang
dibutuhkan oleh MIMO. Untuk dapat menjalankan atau memiliki sebuah MIMO yang
baik, maka sistem antena tersebut juga harus dilengkapi dengan Digital Signal Processing yang sangat
mendukung untuk dapat mengontrol dan mengolah dengan baik beberapa sinyal yang
akan keluar dan masuk. MIMO juga memilki kelemahan, yaitu adanya waktu interval
yang menyebabkan adanya sedikit delay
pada antena akan mengirimkan sinyal, meskipun pengiriman sinyalnya sendiri
lebih cepat. Waktu interval ini terjadi karena adanya proses di mana sistem
harus membagi sinyal mengikuti jumlah antenna yang dimiliki oleh perangkat MIMO
yang jumlahnya lebih dari satu.
Teknologi MIMO mengandalkan sinyal-sinyal dari berbagai arah.
Sinyal-sinyal dari berbagai arah ini adalah pantulan sinyal-sinyal yang sampai
pada antenna penerima beberapa saat setelah transmisi sinyal utama yang satu
garis (Line of sight). Pada jaringan
802.11a/b/g yang bukan MIMO, sinyal-sinyal dari berbagai arah ini diterima
sebagai interferensi yang hanya mengurangi kemampuan penerima untuk
mengumpulkan informasi yang ada dalam sinyal. Namun teknologi MIMO menggunakan
sinyal dari berbagai arah ini untuk menaikkan kemampuan receiver untuk mengurai
informasi yang dibawah oleh sinyal ini.
Gambar 2.3. Sistem Kerja
MIMO
Satu lagi kemampuan teknologi MIMO ini adalah Spatial Division Multiplexing (SDM). SDM
melakukan multiplexing secara spatial beberapa stream data independen, secara simultan di transfer didalam satu spectral channel bandwidth. MIMO SDM
dapat secara signifikan menaikkan aliran data seiring naiknya jumlah stream data yang
berserakan bisa diurai. Setiap stream
data berserakan ini memerlukan suatu antena yang berlainan pada kedua
transmitter dan receiver. Sebagai tambahan, teknologi MIMO memerlukan suatu rantai frekuensi yang terpisah dan juga converter
analog to digital untuk masing-masing antena MIMO yang
dalam proses konversi ini memerlukan biaya implementasi yang lebih tinggi
dibanding dengan sistem teknologi non-MIMO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar